Kamis, 14 Mei 2009

Mind Mapping

Mind Mapping atau Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah.

Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan cara kerja Peta Pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral / tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap kali kita mempelajari sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang utama yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana saja yang masih belum dikuasai dengan baik.

Beberapa hal penting dalam membuat peta pikiran ada dibawah ini, yaitu:

1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah
Contohnya, apabila kita sedang mempelajari pelajaran sejarah kemerdekaan Indonesia, maka tema utamanya adalah Sejarah Indonesia.
2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama
Dari tema utama “Sejarah Indonesia”, maka tema-tema turunan dapat terdiri dari : Periode,Wilayah, Bentuk Perjuangan ,dll.
3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau simbol
Dari setiap tema turunan tertama akan muncul lagi tema turunan kedua, ketiga dan seterusnya. Maka langkah berikutnya adalah mencari hubungan yang ada antara setiap tema turunan. Gunakan garis, warna, panah atau cabang dan bentuk-bentuk simbol lain untuk menggambarkan hubungan diantara tema-tema turunan tersebut..
Pola-pola hubungan ini akan membantu kita memahami topik yang sedang kita baca. Selain itu Peta Pikiran yang telah dimodifikasi dengan simbol dan lambang yang sesuai dengan selera kita, akan jauh lebih bermakna dan menarik dibandingkan Peta Pikiran yang “miskin warna”.
4. Gunakan huruf besar
Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-poin penting saja di Peta Pikiran. Selain itu, membaca suatu kalimat dalam gambar akan jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil. Penggunaan huruf kecil bisa diterapkan pada poin-poin yang sifatnya menjelaskan poin kunci.
5. Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan proses edit
Ide dari Peta Pikiran adalah agar kita berpikir kreatif. Karenanya gunakan kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi Peta Pikiran pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan modifikasi pada Peta Pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah sehingga menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita pelajari.
6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema
Peta Pikiran yang bermanfaat biasanya adalah yang telah dilakukan penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa waktu. Setelah menggambar Peta Pikiran versi pertama, biasanya kita akan menambahkan informasi, menulis pertanyaan atau menandai poin-poin penting. Karenanya selalu sisakan ruang di kertas Peta Pikiran untuk penambahan tema.


copyright from http://pkab.wordpress.com/2008/02/29/peta-pikiran-mind-mapping/

Brainstorming

Brainstorming sudah lama dikenal sebagai teknik untuk mendapatkan ide-ide kreatif sebanyak mungkin dalam kelompok. Bagi yang belum mengenal brainstorming, teknik ini didasarkan atas empat syarat. Kelompok yang mengikuti brainstorming harus:

  • Menghasilkan ide-ide sebanyak mungkin
  • Menghasilkan ide-ide yang segila mungkin
  • Membangun ide dari ide-ide sebelumnya
  • Menghindari penilaian atas ide-ide yang dihasilkan

Kelihatannya cara seperti ini memang bisa menghasilkan ide lebih banyak dibanding harus menghasilkan ide sendirian. Dalam buku yang terkenal, Applied Imagination karangan Alex Osborn, teknik brainstorming dikatakan mampu membuat individu menghasilkan ide dua kali lebih banyak dibanding bila bekerja sendirian.

Apakah itu benar?

Beberapa percobaan dilakukan untuk menguji kesimpulan Osborn tersebut. Tahun 1958, setahun setelah buku Osborn tersebut diterbitkan, sebuah penelitian membuktikan bahwa kesimpulan Osborn ternyata salah! Percobaan lain yang dilakukan tahun 1987 oleh Michael Diehl dan Wolfgang Stroebe dari Tubingen University di Jerman menghasilkan kesimpulan serupa.

Ide-ide yang dihasilkan brainstorming ternyata tidak mampu mengalahkan jumlah ide-ide yang dihasilkan oleh ide-ide yang dikumpulkan masing-masing anggota kelompok setelah mereka diminta bekerja sendirian.

Mengapa bisa demikian? Ada beberapa kemungkinan di sini. Kemungkinan pertama adalah apa yang disebut sebagai free rider phenomenon. Di sini, beberapa anggota kelompok lebih memilih untuk menyimpan pendapatnya dan membiarkan anggota lain berpartisipasi. Bisa jadi mereka merasa sesi brainstorming tersebut tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna untuk diri mereka sendiri. Alasan kedua adalah apa yang disebut dengan evaluation apprehension. Menurut teori ini, para peserta kemungkinan tidak berani menghasilkan ide-ide yang benar-benar gila karena kuatir akan ditertawakan di belakang. Diehl dan Stroebe mengakui adanya pengaruh kedua kemungkinan tersebut, walau tidak signifikan. Menurut mereka, yang paling berperan adalah fenomena ketiga yang disebut dengan blocking.

Apa itu blocking? Pada sesi brainstorming, para peserta akan bergantian mengemukakan idenya. Pada saat ada orang lain yang berbicara, sementara ada ide yang tiba-tiba muncul di otak Anda, Anda harus menunggu giliran. Dan karena kapasitas memori jangka pendek (short-term memory) manusia tidak mampu menghasilkan ide baru sementara masih harus mengingat ide sebelumnya yang belum dikeluarkan, Anda akan menghabiskan waktu tanpa mampu menghasilkan ide lebih lanjut. Terkadang, bila giliran untuk berbicara terlalu lama, bisa jadi Anda malah sudah melupakan ide yang hendak Anda sumbangkan. Fenomena ini juga didukung oleh fakta bahwa semakin banyak anggota kelompok yang ikut, semakin sedikit ide yang dihasilkan, bila dibandingkan dengan jumlah ide yang bisa dihasilkan bila masing-masing anggota kelompok bekerja sendirian.

Kalau demikian, bukankah brainstorming tidak berguna? Bukankah lebih baik bila kita bekerja sendirian dulu dan lalu ide-ide tersebut tinggal dikumpulkan dan digabung? Tentu saja tidak. Kelebihan brainstorming yang tidak dimiliki oleh kerja sendirian adalah kemampuannya menggabungkan ide dari beberapa individu. Karena itu yang harus dipikirkan adalah bagaimana memanfaatkan kelebihan tersebut sambil mengurangi kelemahannya.

Teknik sederhana berikut layak untuk dicoba. Sebelum sesi brainstorming dimulai, masing-masing peserta diberi secarik kertas dan diminta bekerja sendirian terlebih dahulu selama 20-30 menit. Minta mereka mendaftarkan sebanyak mungkin ide yang bisa dihasilkan. Setelah itu barulah mereka diminta bergabung dalam kelompok sambil membawa daftar tersebut. Untuk membuat sesi brainstorming menjadi hidup, jangan meminta mereka membaca daftar tersebut secara kaku. Tetap biarkan diskusi mengalir bebas, dan bila diskusi kebetulan menyinggung salah satu item pada daftar mereka, barulah item tersebut dikeluarkan. Minta kelompok terus menerus membangun ide yang satu dari ide lainnya. Pada akhir sesi, diharapkan semua item pada daftar peserta sudah dibahas. Dengan cara tersebut, brainstorming akan menghasilkan manfaat maksimal.

Selamat ber-brainstorming-ria!

Apa itu kreativitas?


Langsung saja, kreativitas adalah kemampuan seseorang menghasil ide baru. Yang dimaksud ide baru bukan berarti benar-benar baru, dari tidak ada menjadi ada, tetapi maksudnya baru di sini ialah bisa berupa bentuk baru atau berbeda dari yang ada sebelumnya.

Lalu apa itu inovasi? Yah, sering kali kita bingung membedakan antara inovasi dan kreativitas. Definisi inovasi ialah hasil dari kreativitas yang sudah diterima oleh masyarakat atau bernilai secara ekonomis. Sekarang sudah jelas, apa itu inovasi dan apa itu kreativitas. Semoga tidak bingun lagi.